Kamis, 31 Juli 2008

"D I N A R"


(Tulisan ini di posting oleh rekan kita M. Idris, baik utk kita pertimbangkan..)

Brothers...
ide tentang investasi itu bagus juga, tapi juga harus halal n berkah. Bersama ini saya kutipkan suatu artikel menarik dan harus dibaca sebagai bahan pembanding terhadap berbagai jenis investasi yang ada. Bisa dilihat di www.sellbuygolddinar.com atau www. gerai dinar.com sebagian tulisannya saya sadur seperti dibawah ini...:

Tuesday, January 15, 2008

'Inflasi Yang Menghanguskan Hasil Jerih Payah Kita Bertahun-Tahun…'

Kemarin saya di hari libur sempat ngobrol dengan salah satu pengunjung GeraiDinar di Depok…., ini awal pertama kalinya pengunjung tersebut melihat Dinar secara fisik dan langsung jatuh hati dengan memulai memindahkan sebagian tabungannya ke Dinar.

Saya ingin mengangkat diskusi dengan pengunjung tersebut karena alasannya pindah ke Dinar barangkali bisa menjadi inspirasi bagi pembaca blog ini. Dari penuturan pengunjung tersebut saya menangkap bahwa selama ini dia dan keluarganya kawatir kalau hasil jerih payah dia bertahun-tahun bisa hangus begitu saja - kalau hanya disimpan dalam mata uang Rupiah ataupun Dollar.
Menurut saya sendiri alasan tersebut sangat benar dan pesan itulah yang saya juga ingin sampaikan ke pembaca blog ini melalui tag line “Investasi & Proteksi Nilai”. Kalau ditulisan saya sebelumnya saya katakan bahwa Dinar sebagai investasi hanya no 2 , tetapi sebagai Proteksi Nilai – Dinar tidak ada duanya.

Untuk memahami bagaimana Proteksi Nilai ini bekerja, saya ambilkan contoh kinerja kawan saya yang tergolong Average High dalam prestasi kerja dan investasinya. Saat ini usianya awal 40-an dan mulai bekerja tahun 1990. Ketika mulai bekerja penghasilan dia Rp 1,000,000,- net; saat ini penghasilannya hampir Rp 37,000,000,- net per bulan.

Dengan keinginannya yang kuat untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya dan memiliki hari tua yang terjamin, teman saya tersebut rajin menyisihkan rata-rata sekitar 20% dari penghasilannya setiap bulan untuk ditabung di Bank Pemerintah. Akhir tahun kemarin tabungannya telah mencapai Rp 1.033 milyar. Memuaskankah hasil tabungan yang dikumpulkan dengan jerih payah ini ?.

Coba kita lihat dari dua grafik berikut; dilihat dari kaca mata uang Rupiah – betul uang dia naik terus – maskipun naiknya masih kalah dengan kenaikan Dinar. Tetapi tabungan Rupiah masih lebih baik daripada US$ kalau dipotret selama 18tahun ini – dengan mempertimbangkan bagi hasil perbankan yang jauh lebih tinggi di Rupiah dibandingkan dengan Dollar.

Dalam Rupiah tabungan teman tersebut tentu saja naik terus. Disamping mendapatkan bunga (awalnya bunga karena saat itu Bank Syariah belum seluas sekarang, tetapi kemudian hijrah ke bank syariah menjadi bagi hasil), nilai tabungan juga terus ditambah dengan penyisihan rutin 20% dari gaji bulanannya.

Mari sekarang kita lihat dengan ukuran yang lain yaitu Dinar. Mengapa Dinar ? , Karena Dinar-lah yang nilainya baku dan bisa dipakai untuk mengukur daya beli sesungguhnya sepanjang zaman. Saya sudah menjelaskan argumen ini di tulisan-tulisan sebelumnya, baik secara statistik harga minyak yg merupakan salah satu parameter ekonomi modern maupun berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Dengan mengubah sumbu Y grafik pertama dari Rupiah ke Dinar, maka segera nampak – bahwa sejak teman saya memulai menabung 18 tahun lalu, sudah dua kali tabungannya menyusut. Tahun 1997-1998 penurunan in sangat drastis dan mendadak sehingga dirasakan oleh seluruh masyarakat negeri ni. Dua tahun terakhir, penyusutan nilai uang kertas terhadap Dinar sebenarnya juga sangat serius– namun karena terjadinya gradual – banyak yang tidak menyadarinya.

Bayangkan…kita kerja keras banting tulang dan menyisihkan sebagian dari hasil jerih payah tersebut dalam bentuk tabungan untuk mengamankan masa depan kita dan anak-anak…eh ternyata kekayaan kita malah secara berkala menyusut dihanguskan oleh apa yang disebut Inflasi.

Masalah tergerusnya hasil kerja keras kita oleh inflasi ini bukan hanya terjadi di negara kita, di negara yang mengaku super power-pun hal ini terjadi. Analisa seperti yang saya buat ini pernah juga dibuat oleh Larry Parks, Executive Director, FAME (Foundation of the Advancement of Monetary Education) yaitu LSM yang berusaha menyadarkan rakyat Amerika akan bahaya system uang kertas. Dengan lantang Larry berpesan kepada rakyat Amerika : "With the monetary system we have now, the careful saving of a lifetime can be 
wiped out in an eyeblink."
Wallahu A’lam.
Dari GeraiDinar.com
Banyak artikel menarik dari 2 situs ini. Ini yang lainnya :
Friday, May 16, 2008
Jalan TOL buat Penjajah

Source Image :http://www.freedomsphoenix.com/
Dari Detik.com Yogyakarta - Mantan ketua MPR Amien Rais kembali melancarkan kritikannya kepada pemerintah. Kali ini Amien mengkritik perekonomian Indonesia yang kian dikuasai oleh asing. Presiden SBY memberi andil besar.

"Pak Susilo itu (SBY), telah merintis jalan tol bagi masuknya ekonomi asing untuk menjajah bangsa ini. Bila semua sudah masuk bangsa kita sudah tidak punya apa-apa lagi bahkan tercerabut dari kedaulatan ekonomi," kritik Amien. Ia menyampaikan hal itu dalam simposium Nasional Mahasiswa Pasca Sarjana, '100 tahun Kebangkitan Nasional dalam berbagai Perspektif', Jumat (16/5) di gedung sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) di Jl Teknika Utara Bulaksumur, Jumat (16/5/2008).

Amien juga mengungkapkan, sebanyak 56 persen aset bank-bank di Indonesia sudah dikuasi asing sehingga Indonesia semakin tak berdaya lagi karena sudah terbelenggu oleh neo economic imperialism (penjajahan ekonomi model baru).

"Kita saat ini sesungguhnya hidup dalam neo economic imprealism. Kita ini sudah dikuliti oleh mereka. 56 persen bank-bank di Indonesia kini sudah dikuasai asing," kata Amien. Dikuasainya sumber ekonomi oleh asing ini menurut Amien terjadi akibat dikeluarkannya peraturan pemerintah (PP) no 7 tahun 2007. Dalam PP itu dijelaskan bahwa perbankan bisa dikuasai sampai 99 persen oleh pihak asing.

Selain itu, komoditas lahan pertanian di atas 25 hektar bisa dikuasai hingga 95 persen. Sedangkan di bidang pendidikan, pihak asing bisa menguasai sekitar 49 persen dari pendidikan dasar, menegah dan perguruan tinggi.

Lalu yang menjadi pertanyan adalah Kenapa bisa begini pemerintah ? Jawabnya adalah karena pemerintah kita telah terjerat hutang RIBA yang sangat besar , sehingga mampu di DIKTE oleh kekuatan asing tsb melalui tangan-tangan agennya baik dipemerintahan maupun di wakil rakyat.

Pemerintah itu sudah sejak lama berutang karena pendapatan yang diperoleh dari pajak tidak cukup untuk memenuhi tuntutan pembangunan. Utang yang paling lunak ya berasal dari luar negeri baik secara bilateral (misalnya langsung dengan Jepang, Jerman, dsb) dan atau multilateral (ADB, World Bank, KfW, JBIC, IDB, dsb).

Selain pinjam dari Luar Negeri, Pemerintah jaman Pak Harto dulu juga pinjam ke BI dengan bunga yang sangat murah (2%) yang disebut dengan Kredit Likuiditas BI. Contohnya adalah KLBI untuk Kredit Pemilikan Rumah-BTN. Sekarang, BI tidak dalam kontrol Pemerintah sehingga Pemerintah tidak boleh lagi pinjam ke BI dengan bunga murah. Kalau mau pinjam ke BI ya pake bunga SBI.

Oleh karena pinjam dari Luar Negeri bunganya akan dinikmati oleh Luar Negeri, maka diterbitkan UU No. 24/2002 tentang Surat Utang Negara (SUN), khususnya diatur penebitan Obligasi Negara. Obligasi Negara ini diprioritaskan dijual di Dalam Negeri sehingga bunga (coupon) bisa dinikmati bangsa sendiri. Untuk itu telah diterbitkan Treasury-Bond (jangka waktu 10 tahun) dan Bill-Bond (jangka waktu 5 tahun). "Coupon rate"nya antara 10,5 -11%. Oleh karena T-Bond dan B-Bond satuannya mahal dan yang beli umumnya korporat, maka diterbitkan Obligasi Retail Indonesia (ORI) dengan kupon 12% agar masyarakat biasa bisa beli. Harga satuannya cukup murah. Orang yang punya uang Rp 5 juta sudah bisa beli. Belinya juga mudah yaitu di BNI dan di Bukopin.

Penerbitan surat utang adalah tindakan yang biadab, apalagi surat utang 30 tahun. Kata rekan pro-uang politikus ini: "Pemerintah itu sudah sejak lama berutang karena pendapatan yang diperoleh dari pajak tidak cukup untuk memenuhi tuntutan pembangunan."

Pendapatan pemerintah sebagian besar berasal dari pajak atau yang seperti pajak/tagihan. Dengan adanya pembangunan diharapkan ada peningkatan hasil pajak. Kenyataannya, setelah pembangunan 5 tahun (PELITA) Indonesia yang ke-sekian (sampai lepas landas dan nyungsep), penghasilan pajak tetap tidak bisa mencukupi belanja negara. Jadi siapa yang akan membayar utang itu. Untuk utang 30 tahun, maka anak yang belum lahirlah yang harus membayarnya. Biadab, karena anak itu tidak menikmati sama sekali produk yang harus dibayarnya.

Bank sentral akan membeli surat utang dengan uang yang dicetaknya. Itu inflasi. Sebenarnya bukan itu saja mekanisme inflasi (penambahan uang di ekonomi). Yang agak berliku dan terselubung ialah dengan masuknya uang dari luar negri. Apakah itu dari uang konglomerat yang diparkir di Singapore atau uang Yen carry traders (pinjam Yen untuk spekulasi). Dengan masuknya Yen atau dollar, maka rupiah akan menguat. Penguatan rupiah akan membuat produk Indonesia kurang kompetitif. BI akan melakukan operasi pasar dengan menyerap sebagian mata uang asing. Sebagai gantinya maka beredarlah rupiah-rupiah baru. M1 naik. Tentu saja cadangan devisa BI akan naik. BI tidak akan menyimpan semua uang asing itu cash, sebagian ditukarkan dengan bond, misalnya US Treasury Bond. BI memang tidak membeli secara langsung MB atau surat utang lokal lainnya, tetapi buntut-buntutnya BI MENCETAK DUIT BARU dan membeli bond atau mata uang asing.

Pemerintah punya track-record selalu berhutang, dan salah salah utangnya bisa default (gagal bayar) seperti diterangkan pada poin 4. Buat orang yang waras surat utang pemerintah punya resiko yang tinggi untuk hancur. , BI berdasarkan undang-undang menjadi badan yang independen dari pemerintah. Jadi surat utang ini punya potensi yang tinggi untuk jadi toilet paper, mungkin wall paper.

Saya tidak percaya bahwa BI atau bank sentral lainnya akan berpangku tangan pada saat krisis bond. Kalau pemerintah gagal bayar, kepercayaan investor hilang, dan tidak akan ada lagi yang mau meminjami uang. Dan bagi karyawan BI yang digaji pemerintah, harus mencetak gajinya sendiri. Unjung-ujung nya mencetak uang lagi.

Apakah anda percaya bahwa BI (bank sentral) akan tinggal diam pada saat pemerintah klabakan membayar hutangnya? Saya tidak. Ini tidak pernah terjadi dalam sejarah. Bank sentral akan menolong dengan mengglontorkan liquiditas dan ..... menciut kan nilai riil tabungan anda sebagai rakyat. Itu sejarah, dan pasti berulang.

Emas dibenci oleh para politikus. F.D. Roosevelt, presiden US, me-illigalisasi kepemilikan emas pada tahun 1933, karena rakyat yang kehilangan kepercayaannya terhadap dollar beramai-ramai menukarkan uangnya ke emas. Untuk mencegah hal ini Roosevelt membuat undang-undang yang akan memenjarakan pemilik emas selama 10 tahun plus denda 2 kali nilai emas yang dimilikinya (dalam hal ini saya mungkin tidak akurat).

Nixon, tahun 1973 menghapuskan keterkaitan dollar terhadap emas karena dia (bersama bank sentralnya) tidak bisa mencetak uang seenak udelnya dan para negara kreditur menagih hutangnya dalam bentuk emas, bukan dollar. Sukarno pun pernah membatasi kepemikikan emas.

Kalau ada lihat uang Rp 1000 dan Rp 100,000. Keduanya terbuat dari kertas dan tinta. Tenaga dan usaha untuk membuatnya (dari membuat kertas sampai pencetak ) juga sama. Lalu apa yang membuat berbeda dalam nilai? Beratnya? Indahnya (bagaimana dengan uang yang lusuh dan masih baru?).

Emas batangan 100 gram dan 1000 gram. Nilainya berbeda karena untuk mendapatkan (menambang) 1000 gram emas diperlukan usaha 10 kali lebih besar dari pada mendapakan 100 gram emas. Adil, masuk akal dan jelas. Lindung tabungan anda. Beli emas dan perak. Uang sejati.

OK brothers ditunggu tanggapannya


Senin, 28 Juli 2008


"Tips PEngisian BahAn BakaR"


1. BELILAH BAHAN BAKAR ATAU ISILAH MOBIL ATAU MOTOR ANDA DENGAN BAHAN BAKAR PADA WAKTU HARI MASIH PAGI KETIKA TEMPERATUR TANAH MASIH DINGIN.

Ingat bahwa semua SPBU mempunyai tanki penyimpanan di bawah tanah.
Semakin dingin tanahnya maka semakin padat/kental bahan bakarnya. Jika temperatur mulai panas/hangat, maka bahan bakarnya akan mengembang. Jadi jika membeli bahan bakar pada siang hari atau petang hari??..sebenarnya bahan bakar yang diisikan ke dalam tanki kendaraan anda jelas lebih sedikit dibanding jumlah liter yang anda beli.
Dalam business perminyakan, gravity yang spesifik dan temperatur bensin, diesel dan bahan bakar pesawat jet, ethanol dan produk minyak lainnya punya peranan penting. Kenaikan 1derajat merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam business ini. Tetapi SPBU tidak memberikan ganti rugi/kompensasi karena tem peratur.

2. SALAH SATU YANG PALING PENTING ADALAH ISI BAHAN BAKAR SAAT TANKI KENDARAAN ANDA MASIH SETENGAH PENUH.

Alasannya adalah semakin banyak bahan bakar yang ada di tanki kendaraan, maka semakin sedikit udara yang ada di bagian tanki yang kosong. Bensin menguap lebih cepat dari pada yang bisa kita bayangkan. Tanki penyimpanan bensin mempunyai apa yang kita sebut atap yang mengapung yang berfungsi sebagai clearance zero antara bensin dan atmosfer sehingga penguapannya bisa dikurangi. Tidak seperti SPBU, tempat saya bekerja di sini setiap truck yang kami muati ada ganti rugi/kompensasi karena temperatur, sehingga setiap liter yang dibeli jumlahnya benar-benar sesuai/tepat.

3. YANG PERLU DIINGAT LAGI, JANGAN ISI BENSIN JIKA ADA TRUK BAHAN BAKAR SEDANG MENGISI TANKI PENYIMPANAN

Hampir pasti bensin/solar akan teraduk saat bahan bakar dipompakan dari truck ke tanki penyimpanan, dan kemungkinannya akan ada kotoran di dasar tanki penyimpanan yang teraduk naik dan terikut masuk ke tanki kendaraan anda. Saya berharap hal ini akan menolong anda untuk mendapatkan nilai yang maksimal dari rupiah yang anda gunakan untuk membeli bensin.

( Ada komentar dari rekan2 "perminyakan"... ??)
ClixMX.com